9/22/2010

atlantis yang hilang itu ada di indonesia ......!!!!!!!!!!!!

Eh, tau ga fren berkat Google Earth, sebuah peta di dasar laut mirip reruntuhan kota berhasil ditemukan. Pola ini diperkirakan adalah Atlantis, negeri yang pernah jaya ribuan tahun lalu. Tapi ternyata meleset. Mungkin Atlantis ada di Indonesia seperti diperkirakan ilmuwan Brasil. Wah keren juga tuh
Perlu temen2 ketahui atlantis itu konon merupakan kota dengan peradaban termaju pada masanya lo. Dan kalau berita ini benar berarti indonesia merupakan pulau dengan peradaban yang maju pula.
Pengguna Google Earth yang bisa menelusuri seluruh muka bumi, menemukan sesuatu yang luar biasa. Sebuah pola seperti jalanan kota ditemukan di dasar laut lepas pantai sebelah barat pantai Afrika. Jalanan sepanjang 10 mil ini diyakini sebagai lokasi Atlantisyang menghilang ribuan tahun lalu.
Tapi penemuan itu ternyata mengecewakan banyak orang. Ilmuwan di Google mengatakan bukanAtlantis. Mereka mengatakan pola itu terbentuk karena pantulan dari perangkat yang digunakan. Selain deviasi kedalaman air juga bisa menghasilkan jejak seperti itu.
Google mengatakan pola serupa bisa ditemui di seluruh dasar lautan, termasuk lautan di wilayah Pacifik di sebelah utara Hawaii. Sejak Google Earth memiliki fitur Ocean, jutaan orang mulai mengeksplorasi lautan. Kebanyakan terkejut dengan apa yang berhasil ditemuinya. Seperti di dekat Hawaii ternyata terdapat pulau vulkanis yang disebut Loihi Seamount.
Selain itu juga bisa diketahui terdapat pegunungan di bawah laut di Laut Atlantik dimana patahan tektonik bergeser secara berlawanan, di wilayah Mid-Atlantic Ridge. Jika diamati lebih jauh, pegunungan itu tersambung dengan yang lainnya di seluruh muka bumi dan membentuk panjang hingga 60 ribu kilometer.
Cerita mengenai Atlantis terus menjadi misteri sejak digambarkan filosof Plato lebih dari 2000 tahun lalu. Ia menggambarkan Atlantis sebagai kota yang memiliki kebudayaan tinggi, serta alamnya sangat indah.
Dalam catatannya, Plato menulis Atlantis terhampar di seberang pilar Herkules dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudera hanya dalam waktu satu hari satu malam.
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali.
Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti New Atlantiskarya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju dan hilang.
Penelitian yang dilakukan oleh Arysio Santos mendapatkan hasil yang mengejutkan. Ia menyebutAtlantis ada di wilayah Indonesia. Ia menuliskan penemuannya itu dalam buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato's Lost Civilization (2005).
Atlantis adalah sebuah pulau atau benua yang disebut pertama kali oleh Plato pada karya dialognya yang berjudul Timaeus dan Critias pada 360 sebelum Masehi. Dialog Critias mengandung sangat banyak keterangan deskriptif tentang ciri-ciri Atlantis.
Kurator Akeologi sejarah di Universitas New York yang paling banyak mempelajari Atlantis, Charles Orser menyebut penemuan Google Earth itu sangat luar biasa. "Ini pertamakalinya lokasi yang paling kuat mengenai Atlantis seperti digambarkan oleh Plato. Ini layak untuk diteliti lebih jauh," katanya
Ia menambahkan Atlantis merupakan salah satu tujuan utama arkeologi di dunia. Jika Atlantis ditemukan, maka akan menjadi pencapaian terbesar sepanjang sejarah. Peter Birch, ProductManager Google Earth mengatakan sudah banyak penemuan hebat Google Earth.
Misalnya saja hutan perawan di Mozambique jajaran karang di pantai Australia, serta sisa pemukiman Romawi Kuno. Tapi mengenai peta bawah laut yang diperkirakan sebagai Atlantis adalah salah.
Untuk kasus itu, Birch mengatakan user melihat jejak proses pengumpulan data. Bathymetric (permukaan dasar laut) sering dikumpulkan dari perahu menggunakan sonar untuk mengukur dasar laut. "Garis merefleksikan jalur perahu saat mengumpukan data," katanya. Mungkin Atlantis memang berada di Indonesia seperti diperkirakan oleh Santos. Pada situs webnya atlan.org ia mengungkapkan, pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatera, Jawa, Kalimantan, sampai ke wilayah timur.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Di antaranya letusan yang paling dahsyat adalah gunung Krakatau.
Santos membandingan, sistem pesawahan yang khas Indonesia, diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko. Santos melakukan penelitian selama 30 tahun untuk menghasilkan kesimpulannya itu.
Ia mengungkapkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia.
dikutip dari inilah.com

Miracle in the Andes: 72 Days on the Mountain and My Long Trek Home

Miracle in the Andes : 72 Hari Tanpa Makanan Dan Perjalanan Pulang Yang Panjang 

oleh: Nando Parrado & Vince Rause

Sinopsis Buku:


Kisah Nyata Nando ParradoAku tidak ingat persis kata-kata yang diucapkan penyiar radio itu, tapi aku tidak akan pernah melupakan ketenangan nada bicaranya. Selama sepuluh hari pencarian yang sia-sia, ia berkata, para petugas Chile telah mengerahkan semua upaya untuk menemukan pesawat terbang sewaan dari Uruguay yang hilang di wilayah Andes pada 13 Oktober. Upaya pencarian di Andes sangat berbahaya, katanya, dan setelah selama ini berada di pegunungan yang sangat dingin, tidak ada lagi peluang bahwa seorang pun masih hidup."Suspendieron la busqueda!" teriak teman-temanku.Mereka telah menghentikan pencarian ....Miracle in the Andes mengisahkan perjuangan tim rugby Uruguay dalam mempertahankan diri di bekunya Pegunungan Andes. Nando Parrado dan timnya tengah melakukan perjalanan untuk pertandingan persahabatan di Argentina. Akibat cuaca buruk, pesawat carteran yang mereka tumpangi jatuh di tengah Andes. Dari 45 penumpang, hanya 32 yang masih hidup akibat jatuhnya Fairchild. Semakin lama, akibat luka serius dan longsoran salju, korban bertambah banyak hingga tinggal 16 survivors saja. Semangat mereka menjadi setipis udara Andes ketika mendengar dari radio Fairchild bahwa pencarian telah dihentikan. Dalam memoar ini, Nando menunjukkan bahwa besarnya cinta dan kegigihan dapat membuat miracle is achievable.Sekarang, Nando Parrado adalah pengusaha disegani yang memiliki beberapa rumah produksi, biro iklan, perusahaan TV kabel, serta menjabat CEO di 16 perusahaan. Bersama keluarganya, Nando tinggal di Montevideo, Uruguay.***"Sebuah pembuktian akan kekuatan evolusi dan kedahsyatan daya tahan manusia. Luar biasa!"--Irish Times"Sesudah membaca buku ini, Anda tidak akan melupakan beberapa pelajaran yang diajarkannya."--Jon Krakauer, penulis Into Thin Air dan Into the Wild


Resensi oleh: dadang sukandar
72 Hari Bertahan Hidup dengan Daging Manusia “Tapi tentu saja ada makanan di gunung ini – ada daging, jumlahnya banyak, dan semua mudah didapat. Ia adalah mayat-mayat yang terbaring di luar pesawat, di bawah lapisan salju yang tipis. Ini membuatku bingung karena meskipun nafsuku mendorong untuk menemukan apapun yang bisa dimakan, aku mengabaikan begitu lama bahwa hanya benda itu yang bisa dimakan dalam radius seratus mil”. Awalnya Nando Parrado terus menerus memikirkan hal itu. Jejeran mayat-mayat dalam benaman salju itu bukan hanya terdiri dari rekan-rekannya, tapi juga di sana terkubur jasad ibu dan adiknya, Susy. Ia, dan semua korban yang selamat, akhirnya menemukan dasar pembenar dari tindakan mereka: bahwa tugas manusia adalah mempertahankan hidup, dan bahwa Tuhan akan mengampuni tindakan mereka memakan daging rekan-rekan mereka sendiri. Merekapun menyayat daging mayat dengan pecahan kaca jendela pesawat yang telah mencelakakan mereka di pegunungan Andes. Saat menelannya, mereka cuma berpikir bahwa itu hanyalah setumpuk daging. Dengan daging itu mereka bertahan selama 72 hari dalam lembutnya gigitan salju Andes yang mematikan. Cerita ini adalah kisah nyata yang diceritakan kembali oleh pelaku sekaligus korbannya sendiri, Nando Parrado, dalam bukunya “Miracle in The Andes”. Buku ini mengisahkan kecelakaan pesawat carter “Fairchild” milik angkatan udara Uruguay yang jatuh di salju pupur pegunungan Andes tahun 1972. Para penumpangnya, yang kebanyakan anggota tim rugby Uruguay yang akan melakukan pertandingan persahabatan di Chile, bertahan selama 72 hari sambil menimbun harapan mereka akan datangnya bantuan. Namun bantuan itu hanya datang dalam halusinasi para korban yang mulai putus asa. Ketika radio pesawat yang nyaris rusak memberitakan bahwa proses pencarian mereka dihentikan, harapan itu memudar dan patah. Satu-satunya jalan kini hanyalah melakukan ekspedisi penyelamatan diri sendiri, menyeberangi halangan puncak gunung dengan kemungkinan menemukan jalan menuju Surga atau Neraka. Setelah selamat dan kembali kepada hidup yang telah mereka tinggalkan, para survivor itu telah menjadikan Andes sebagai guru, dan menyerap pelajaran berharga darinya tentang berjuang mencapai tujuan hidup: tentang keyakinan dan cinta. Di Andes para survivor itu menyadari, bahwa hidup terlalu berharga untuk disia-siakan dengan hanya meringkuk dalam bangkai pesawat. Suhu derajat minus setiap saat dapat mengendus sampai mereka mati. Pertolongan tak akan sampai. Mereka harus berjuang sendiri untuk mencampai sumber pertolongan: menembus badai beku, atau kalau perlu merangkak melangkahi halangan puncak gunung. Sumber pertolongan ada di balik gunung sana. Tapi di lereng gunung mereka hanyalah titik kecil di hamparan debu yang setiap saat siap dilumat badai angin. Medan yang serba kritis membuat jarak mereka cuma seinci dengan kematian. Pendaki profesionalpun mungkin akan bergidik memandang medan gunung sudah semenjak dari kakinya. Butuh keyakinan yang sama besar dengan gunungnya untuk memutuskan dengan gila melintasi batu menjulang di depan. Dan tindakan sembrono bisa berarti bunuh diri kalau bukan percobaan bunuh diri. Dengan sisa logikanya yang masih bisa berputar Nando menyadari, bahwa percobaan meninggalkan bangkai pesawat untuk mencari pertolonganpun pada dasarnya adalah upaya bunuh diri. Keadaan yang serba tidak masuk akal di sekeliling mereka, medan curam dan suhu yang buruk, adalah musuh yang tak kenal ampun. Sekumpulan orang yang selamat ini bukanlah pendaki profesional, yang memiliki kemampuan analis gunung setajam pisau lipat. Mereka hanya sekumpulan anggota tim rugby yang lebih paham lari dan menjegal lawan di lapangan ketimbang melangkah di salju dan menghindari jurang es. Tapi, terdorong oleh kewajiban untuk selamat, dalam sedetik mereka telah menjadi pendaki sungguhan. Untuk menyelamatkan misi ke sumber pertolongan, Carlitos menjahit potongan kain menjadi kantong tidur untuk mengakali suhu beku dari medan ekspedisi yang akan mereka lintasi. Siasat lain menghindari kematian sepanjang ekspedisi adalah membawa potongan daging manusia lebih banyak untuk suplai logistik. Pada hari keenam puluh, setelah merasa mampu untuk menguasai medan gununug dan diri mereka sendiri, sebuah tim kecil ekspedisi telah terbentuk dengan segenggam keyakinan di kantong mereka. Kesuksesan mereka mencapai keselamatan, kembali kepada apa yang selama 72 hari telah mereka tinggalkan, motivasi terbesarnya adalah cinta. Kematian ibu dan adiknya membuat Nando begitu terpukul. Jikapun ia ikut mati, berarti ayahnya di Uruguay akan kehilangan hampir seluruh keluarganya. Ayahnya tentu tak akan memaafkan dirinya sendiri selama menjalani hidup penuh keputusasaan kelak. Memikirkan ayahnya selalu memicu ledakan cinta yang memancar dan menyasakkan dada Nando. Demi ayahnya, Nando bersumpah bahwa ia harus tetap waras. Ia tidak boleh mati di gunung ini. Ia harus pulang untuk mengurangi penderitaan ayahnya. Meskipun, ia tidak berhasil membawa pulang ibu dan adiknya. Rekan-rekan Nando yang lain bahkan sudah mengigau untuk berkumpul kembali bersama keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Dan jika selamat, berarti hari Natal berikutnya adalah hadiah keselamatan mereka dari Tuhan. Cinta pada kehidupan dan kembali kepada orang-orang yang mereka tinggalkan adalah sebuah kewajiban. Cinta mendorong mereka untuk berjuang mempertahankan hidup. Meski buku ini bukan buku motivasional tentang cara mencapai cita-cita hidup, namun pergulatan intensif dengan gunung dan bayangan kematian telah sendirinya menggambarkan motivasi Nando secara terang. Bahwa keberanian, keyakinan, serta cinta yang selama 72 hari terpupuk di bekunya Andes telah melahirkan mereka sebagai manusia baru: memiliki penghargaan lebih mendalam tentang kekuatan jiwa. Dalam menjalani kehidupan selanjutnya kekuatan jiwa itu telah menjadikan karakter para korban yang selamat semakin penting. Roberto menjalani karirnya dengan lebih cerdas, meyakinakan dan sekaligus semakin keras kepala. Roberto menjadi dokter jantung anak yang dihormati di Uruguay. Solidaritasnya yang tinggi membuat Robert mudah mengumpulkan massa dari akar rumput untuk mendukungnya dalam pemilihan Presiden Uruguay. Ia gagal menjadi Presiden karena memperoleh suara yang kecil. Dan Nando, di kampung halamannya Montevideo ia menjadi pengusaha yang disegani. Para survivor itu telah membuat Andes begitu penting dalam hidup mereka selanjutnya. Dalam buku-buku seri petualangan, buku ini bisa disejajarkan dengan “Into Thin Air” karangan John Krakauer atau kisah kecelakaan mendaki Andes dalam “Touching The Void” karya Joe Simpson. Namun, dalam kedua buku itu petualangan diasumsikan sebagai “permainan di batas kematian”. Bagi Nando, bermain-main dengan kematian sungguh bukan tujuan perjalanannya sewaktu mengepak ransel. Dalam Into Thin Air, mendaki gunung Everest adalah tindakan memasuki “zona kematian” secara sadar. Bahwa setiap pendaki yang bersiap-siap mendaki Everest telah menyadari, ugal-ugalan di ketinggian 8000 meter bisa beresiko digulung badai gunung atau kecemplung celah salju yang membuat mereka tidak akan pernah pulang ke rumah. Begitupun tindakan Joe Simpson dan sahabatnya Simon Yates di gunung Andes dalam Touching The Void. Tantangan gunung yang mereka jajal dan segala akibatnya kemudian diceritakan begitu dramatis namun tetap tenang, seolah tindakan mereka adalah permainan. Tujuan John maupun Joe bertualang adalah menemukan sensasi bagi diri mereka sendiri. Dan saat tragedi demi tragedi gunung susul menyusul, mereka sebenarnya justru menikmati ‘kenyamanan’ itu, berada di batas kematian. Tapi Nando dan rekan-rekannya menembus padang salju bukan untuk merayakan kebesaran jiwa sang penakluk gunung. Mereka hanya ingin lepas dari tragedi kecelakaan pesawat dan segera pulang ke rumah. Dan untuk itu Nando telah bersumpah bagi ayahnya di makam adiknya. Pun rekan-rekannya, hanya ingin pulang dan merayakan Natal berikut di tempat yang selayaknya. Kesamaan dari buku-buku itu adalah: kisah-kisah petualangan selalu memberi inspirasi tentang peluang mencungkirbalikkan keadaan yang tidak masuk akal menjadi fakta. Bagaimana Nando dan Roberto bertahan hidup di batas kematian hanya dengan kantong tidur dari potongan kain dan setumpuk daging manusia? Miracle in The Andes menjawabnya: karena keberanian, keyakinan, dan cinta. (Dadang Sukandar).

White Lion – You’re All I Need

I know that she’s waitin’

for me to say forever

I know that I sometimes

just don’t know how to tell her

I want to hold and kiss her

give her my love, make her believe

she doesn’t know

she doesn’t know

you’re all I need beside me girl

you’re all I need to turn my world

you’re all I want inside my heart

you’re all I need when we’re apart

you’re all that I need – yeah

I know that she’s always

there when I need her loving

I know that I never

told her how much I love her

I see her face before me

I look in her eyes

just wondering why

she doesn’t know

she doesn’t know

she doesn’t know

you’re all I need beside me girl

you’re all I need to turn my world

you’re all I want inside my heart

you’re all I need when we’re apart

say, say that you’ll be there

whenever I reach out to feel your hand in mine

stay, stay within my heart

whenever I’m alone, I know that you are there

oooooh

(2 times)

you’re all I need beside me girl

you’re all I need to turn my world

you’re all I want inside my heart

you’re all I need when we’re apart

all that I need is for you to believe

all that I need is YOU

SMS Graatissss tisss tisss