MEDAN, JUMAT - Medan mulai berkembang menjadi salah satu kota tujuan wisata dengan orientasi meeting, intensive, conference and exhibition atau MICE. Pembangunan beberapa jaringan hotel internasional seperti J W Marriot, Aston hingga Swiss Bell Hotel yang akan selesai tahun ini mempercepat pengembangan Medan sebagai salah satu alternatif tujuan MICE di luar Jawa selain Bali.
Menurut Ketua Badan Pariwisata Daerah Sumatera Utara (Sumut) Henry Hutabarat, saat ini yang paling dibutuhkan kota Medan adalah pembangunan gedung exhibition centre. "Untuk mendukung pengembangan Medan sebagai salah satu destinasi MICE di Indonesia, kami memang membutuhan pembangunan conference and exhibition centre dalam skala besar. Minimal berkapasitas 5.000 orang. Saat ini gedung yang ada hanya bisa menampung paling banyak 1.000 hingga 2.000 orang," ujar Henry di Medan, Jumat (14/3).
Padahal menurut dia, agenda tahunan yang rutin diadakan di kota ini mendatangkan banyak warga negara asing hingga ribuan seperti acara pertemuan marga Tionghoa hingga acara konferensi kedokteran internasional. "Kemarin saja ada pertemuan marga Tionghoa yang dihadiri 2.000-an orang. Kalau saja ada gedung eksibisi yang layak, mungkin acara sejenis bisa menghadirkan lebih banyak lagi. Ini kan berarti potensi jumlah turis asal China yang datang akan lebih besar," katanya.
Menurut Henry, fasilitas pendukung seperti hotel berjaringan internasional sudah semakin banyak di Medan. Hotel-hotel ini kan berjaringan internasional, sehingga turis asing pun tak perlu lagi khawatir soal akomodasi. "Apalagi hotel-hotel ini bisa melakukan promosi tersendiri melalui jaringannya," katanya.
Lebih lanjut kata Henry, hotel-hotel ini pun tak perlu khawatir dengan tingkat okupansinya jika gedung eksibisi dan pertemuan bisa terealisasi. Menurut Henry, tingkat okupansi akan tinggi dengan sendirinya jika di Medan banyak digelar pertemuan berskala internasional.
"Yogyakarta bisa jadi tuan rumah TIME (Tourism Indonesia Mart and Expo) dan ATF (ASEAN Tourism Forum) karena memiliki Jogja Expo Centre, Medan yang juga merupakan kota tujuan wisata terbesar di luar Jawa setelah Bali, sudah seharusnya bisa menggelar ajang tersebut kalau ada gedung pusat eksibisi dan pertemuan," katanya.
Ketua Tim Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sumut yang juga mantan Wakil Wali Kota Medan Maulana Pohan mengungkapkan, sudah saatnya pemerintah daerah kembali memikirkan dukungan untuk membangun gedung pusat eksibisi dan pertemuan. Sependapat dengan Henry, Maulana mengatakan pembangunan hotel bertaraf internasional seharusnya sejalan dengan keinginan mewujudkan Medan sebagai salah satu tujuan MICE di luar Jawa.
Baik Henry maupun Maulana berharap, sinergi pelaku usaha pariwisata, pemerintah daerah dan Real Estate Indonesia (REI) diperlukan untuk mewujudkan Medan sebagai kota tujuan MICE. Apalagi lanjut Hen ry, dalam peringatan ulang tahun REI ke-36 yang digelar di Medan, DPP REI mulai memikirkan sumbangsih pengembang dalam industri pariwisata di Indonesia.
"Kalau REI mau ikut terlibat, sekarang mungkin saat yang paling tepat. Mereka bisa ikut mengembangkan kota Medan, salah satunya dengan membantu mewujudkan gedung pusat eksibisi dan pertemuan berkapasitas besar," kata Henry.
Sejalan dengan itu, mantan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Joop Ave yang berbicara dalam forum talk show peringatan ulang tahun REI ke-36, pengembang yang tergabung dalam REI tidak perlu menunggu pemerintah untuk ikut mendukung industri pariwisata. "Bila perlu jika ada Badan Promosi Pariwisata Indonesia, ketuanya bisa dari REI, " katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar