Profil
dan pameran (exhibition). Empat kegiatan inilah yang disebut MICE. Lalu, mengapa MICE menjadi fokus perhatian Majalah Venue? Sejak 100 tahun yang lampau, pameran-pameran muncul di Jerman, yang membuat kota-kota di Jerman didatangi orang-orang dari penjuru Eropa untuk berbelanja. Kemudian dalam seabad itu, Jerman menjadi pusat pameran dunia. Setiap tahun dalam 12 bulan, dalam setiap minggu manusia dari seluruh dunia berbisnis, mendatangi pameran di Frankfurt, Berlin, Cologne, Bonn, Duseldorf, dan kota-kota lain. Bagaimana dengan Indonesia? Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyebut, seorang ruris MICE membelanjakan US$ 1.000 per hari, bandingkan dengan turis biasa, yang hanya membelanjakan US$ 75-US$ 100 per hari. Pada Visit Indonesia Year 2008, wisatawan MICE yang mendatangi Indonesia mencapai 40,1% dari 5,6 juta orang. Para wisatawan MICE inilah yang menggerakkan ekonomi di 14 kota MICE Indonesia, mulai dari bisnis hotel, kuliner, jasa transportasi, cinderamata, sampai kerajinan. Pendek kata, kehadiran turis MICE langsung bersentuhan dengan perekonomian penduduk. Di tengah industri MICE yang terus berkembang di Indonesia, PT Dyandra Media Internasional sebuah holding company di bawah Grup Gramedia Kompas, menerbitkan Majalah Venue sejak 7 Juli 2007, untuk melayani kebutuhan informasi sekaligus mengembangkan industri MICE di tanah air. |
Meeting
|
Incentive Travel
|
Convention
|
Exhibition
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar